Selasa, 12 Februari 2013

KRITIK ARSITEKTUR ( KRITIK IMPRESIONIS )

Kritik Arsitektur

Kritik Interpretif (Interpretive Criticism) yang berarti adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai secara judgemental,Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain. terdiri dari :
1. Kritik Evokatif (Evocative) (Kritik yang membangkitkan rasa)
    Menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu bangunan. Sehingga kritik ini tidak mengungkap suatu objek itu benar atau salah melainkan pengungkapan pengalaman perasaan akan ruang. Metode ini bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan) dan fotografis (gambar).

2. Kritik Advokatif (Advocatory) (Kritik yang membela, memposisikan diri seolah-olah kita adalah arsitek tersebut.)
    Kritik dalam bentuk penghakiman dan mencoba mengarahkan pada suatu topik yang dipandang perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus juga membantu melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek sehingga dapat membalikkan dari objek bangunan yang sangat menjemukan menjadi bangunan yang mempersona.

3. Kritik Impresionis (Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya seni baru).
    Kritik ini menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya.1.            Kritik impresionis dapat berbentuk : 
· Verbal discourse (narasi verbal puisi atau prosa). 
· Caligramme (paduan kata)
· Painting (lukisan) 
· Photo image (imagi foto) 
· Modification of building (Modifikasi bangunan) 
· Cartoon (menampilakan gambar bangunan dengan cara yang lebih menyenangkan).

Contoh :
Kritik impressionis
menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya keseniannya.

MUSEUM SERANGGA
 Sejarah Museum Serangga ( Taman Mini Indonesia Indah )
                Museum ini menempati areal seluas 500 m2 mengambil bentuk tubuh belalang dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 20 April 1993. Pada tahun 1998, atas bantuan Dr. Soedjarwo melalui Yayasan Sarana Wana Jaya, menambah wahana baru berupa Taman Kupu beserta kebun pakan, kandang penangkaran, dan laboratorium yang diharapkan menjadi usaha penangkaran dan pelestarian kupu-kupu yang dilindungi dan langka.
                   Sebanyak 500 jenis, terdiri atas kupu-kupu (sekitar 250 jenis), kumbang (sekitar 150 jenis), dan kelompok serangga yang lain (sekitar 100 jenis) menjadi koleksi Museum Serangga dan Taman Kupu (MSTK). Diorama-diorama yang dapat dilihat meliputi pesona kumbang nusantara, peranan serangga tanah dalam ekosistem dan pelestarian ekosistem, peta serangga Indonesia, serangga-serangga perombak, peta kupu-kupu Indonesia, kupu-kupu Bantimurung, dan serangga-serangga di pekarangan, serta kotak-kotak koleksi yang menampilkan kelompok serangga lain.
                     Selain koleksi serangga mati, juga mempunyai koleksi serangga hidup yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung, antara lain kumbang tanduk, kumbang air, lebah madu, belalang ranting, belalang daun, dan kumbang badak. Di dalam Taman Kupu terdapat sekitar 20 jenis tanaman berbunga yang sering dikunjungi kupu-kupu. Selain itu juga dipelihara beberapa jenis binatang, antara lain tupai Sumatera, tupai Bali, oppusum layang, kadal lidah biru, kancil, dan tarsius. Laboratorium digunakan sebagai sarana penangkaran dan terbuka bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin belajar bagaimana mengoleksi, membuat awetan serangga, identifikasi, serta memelihara serangga hidup dan mati.
http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Serangga_dan_Taman_Kupu-Kupu
Gambar ini merupakan Perspektif dari museum serangga yang diambil pada sisi kiri museum. Museum ini terletak pada lahan seluas 500 m2, di dalam museum tidak hanya terdapat serangga yang sudah diawetkan, terdapat juga serangga dan kupu-kupu yang masih hidup yang dapat dilihat di belakang museum yang merupakan taman hidup kupu-kupu.




Gambar ini merupakan finishing dari fasade bangunan museum air tawar yang terdapat jendela di setiap sudut bangunan.





Pada gambar diatas merupakan plafon dari bangunan museum serangga yang mengikuti pola grid.


Terima Kasih 
Knessia Irena Warbung
4TB 01
Tekhnik Arsitektur Gunadarma