Kritik Arsitektur
Kritik Interpretif (Interpretive Criticism)
yang berarti adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai
secara judgemental,Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat
yang professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat
mempengaruhi pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus
tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau
memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain. terdiri dari :
1. Kritik Evokatif (Evocative) (Kritik yang membangkitkan rasa)
1. Kritik Evokatif (Evocative) (Kritik yang membangkitkan rasa)
Menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu
bangunan. Sehingga kritik ini tidak mengungkap suatu objek itu benar
atau salah melainkan pengungkapan pengalaman perasaan akan ruang. Metode
ini bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan) dan fotografis
(gambar).
2. Kritik Advokatif (Advocatory) (Kritik yang membela, memposisikan diri seolah-olah kita adalah arsitek tersebut.)
Kritik dalam bentuk penghakiman dan mencoba mengarahkan pada suatu
topik yang dipandang perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus
juga membantu melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek
sehingga dapat membalikkan dari objek bangunan yang sangat menjemukan
menjadi bangunan yang mempersona.
3. Kritik Impresionis (Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya seni baru).
Kritik ini menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya.1. Kritik impresionis dapat berbentuk :
· Verbal discourse (narasi verbal puisi atau prosa).
· Caligramme (paduan kata)
· Painting (lukisan)
· Photo image (imagi foto)
· Modification of building (Modifikasi bangunan)
· Cartoon (menampilakan gambar bangunan dengan cara yang lebih menyenangkan).
Contoh :
Kritik impressionis
menggunakan
karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya keseniannya.
MUSEUM SERANGGA
Sejarah Museum Serangga ( Taman Mini Indonesia Indah )
Museum ini menempati areal seluas 500 m2 mengambil bentuk tubuh belalang dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 20 April 1993. Pada tahun 1998,
atas bantuan Dr. Soedjarwo melalui Yayasan Sarana Wana Jaya, menambah
wahana baru berupa Taman Kupu beserta kebun pakan, kandang penangkaran,
dan laboratorium yang diharapkan menjadi usaha penangkaran dan
pelestarian kupu-kupu yang dilindungi dan langka.
Sebanyak 500 jenis, terdiri atas kupu-kupu (sekitar 250 jenis), kumbang
(sekitar 150 jenis), dan kelompok serangga yang lain (sekitar 100 jenis)
menjadi koleksi Museum Serangga dan Taman Kupu (MSTK). Diorama-diorama
yang dapat dilihat meliputi pesona kumbang nusantara, peranan serangga
tanah dalam ekosistem dan pelestarian ekosistem, peta serangga
Indonesia, serangga-serangga perombak, peta kupu-kupu Indonesia,
kupu-kupu Bantimurung, dan serangga-serangga di pekarangan, serta
kotak-kotak koleksi yang menampilkan kelompok serangga lain.
Selain koleksi serangga mati, juga mempunyai koleksi serangga hidup yang
dapat dilihat langsung oleh pengunjung, antara lain kumbang tanduk,
kumbang air, lebah madu, belalang ranting, belalang daun, dan kumbang
badak. Di dalam Taman Kupu terdapat sekitar 20 jenis tanaman berbunga
yang sering dikunjungi kupu-kupu. Selain itu juga dipelihara beberapa
jenis binatang, antara lain tupai Sumatera, tupai Bali, oppusum layang,
kadal lidah biru, kancil, dan tarsius. Laboratorium digunakan sebagai
sarana penangkaran dan terbuka bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin
belajar bagaimana mengoleksi, membuat awetan serangga, identifikasi,
serta memelihara serangga hidup dan mati.
http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Serangga_dan_Taman_Kupu-Kupu
Gambar ini merupakan Perspektif dari museum serangga yang diambil pada sisi kiri museum. Museum ini terletak pada lahan seluas 500 m2, di dalam museum tidak hanya terdapat serangga yang sudah diawetkan, terdapat juga serangga dan kupu-kupu yang masih hidup yang dapat dilihat di belakang museum yang merupakan taman hidup kupu-kupu.
Pada gambar diatas merupakan plafon dari bangunan museum serangga yang mengikuti pola grid.
Terima Kasih
Knessia Irena Warbung
4TB 01
Tekhnik Arsitektur Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar